tag:blogger.com,1999:blog-58171915706727122702024-03-08T00:34:13.536-08:00My Words, My ExpressionsMencoba Berpikir Bebas dan KreatifAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07149582213407294069noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-5817191570672712270.post-42999588616377004802012-07-29T18:07:00.001-07:002013-02-19T16:58:28.107-08:00Keterbatasan Sistem Just in Time dalam Perkembangan Usaha Kecil : Studi Kasus Warteg<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: center; text-indent: 21.3pt;">
<i style="background-color: white; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ibnu
Wahyu Cahyono, Karya D.M. Sembiring, Luqman Nul Hakim</span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: center; text-indent: 21.3pt;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: center; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sering kita temui literatur yang
membahas tentang konsep penggunaan metode <i>Just
in Time </i>(JIT) dalam perusahaan-perusahaan besar seperti pada perusahaan
Yamaha, KFC, Daihatsu, dan Toyota yang kapasitas produksinya dapat dikategorikan
besar pertahunnya. Selain dari perusahaan manufaktur tersebut, sistem <i>just in time</i> pun juga mulai merambat ke
perusahaan industri lainnya dan juga menarik penyedia jasa untuk mengadopsi
sistem tersebut. Usaha jasa tersebut antara lain, meubel, gerai makanan siap
saji ( <i>fast food restaurant</i>), kedai
kopi dan lain-lain (Haming dan Nurnajamuddin, 2007: 295). Dalam penerapannya,
JIT mampu mengefisienkan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan terutama pada
biaya untuk penyimpanan persediaan. JIT dipandang dapat mengurangi persediaan
karena penimbunan persediaan dipandang sebagai pemborosan<sup> </sup>( Charles
dan James, 1987: 6,124). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akan tetapi hal ini berbeda dengan
kenyataan pada usaha kecil yang sering kita temui yaitu usaha warteg. Usaha
warteg dapat menjadi representasi usaha kecil yang telah mengakar sebagai usaha
yang menjadi andalan masyarakat dan dapat kita temui hingga pelosok Indonesia.
Usaha warteg biasanya dimiliki dan dikontrol oleh keluarga sehingga usaha
warteg lebih mengandalkan unsur permodalan dari dalam keluarga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam studi kasus kali ini, usaha warteg
dianggap cukup mewakili dalam hal penggunaan sistem JIT dalam usaha-usaha kecil
sejenisnya. Proses bisnis warteg sebenarnya telah mengadopsi teknik JIT
terutama dalam persediaan bahan bakunya. Teknik JIT dalam usaha warteg sendiri
dilakukan secara sederhana dengan keterbatasan sumber daya manusia. Hal yang
paling tampak penggunaan teknik JIT pada proses bisnis warteg adalah terkait
manajemen persediaan bahan baku dari
produk-produk warteg itu sendiri. Faktor biaya yang timbul dari persediaan
bahan baku memberikan dampak yang signifikan terhadap laba dari usaha warteg
itu sendiri. Tentunya teknik JIT yang telah digunakan oleh warteg juga
berpengaruh dalam perkembangan bisnis warteg. Dalam perkembangannya, secara
tidak langsung bisnis warteg sulit untuk berkembang jika menggunakan sistem
JIT. Sistem JIT menyebabkan konsekuensi harga persediaan bahan baku yang
berfluktuasi dan cenderung meningkat yang secara otomatis apabila harga bahan
baku naik harga dari produk yang dihasilkan warteg itu juga mengikuti harga
pasar. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan kenyataan, di mana warteg
di Indonesia memiliki pasar masyarakat menengah ke bawah yang sensitif terhadap
harga sehingga warteg cenderung akan mempertahankan harga dan kualitas agar
tidak kalah bersaing dengan warteg lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
keuntungan warteg akan menurun jika harga naik dan sulit untuk mengurangi
penurunan keuntungan karena warteg akan berusaha untuk terus mempertahankan
harga dan kualitas. Bahan baku yang sebagian besar berasal dari produk mentah
pertanian dan peternakan yang cepat busuk juga mempengaruhi penggunaan teknik
JIT dalam pengaturan persediaan. Permasalahan di atas yang dapat menjadi
pembatas usaha warteg dalam berkembang. Dalam tulisan ini, pembahasan kasus JIT
pada warteg menggunakan asumsi bahwa warteg hanya melakukan usaha penyediaan
makanan dan minuman tanpa adanya <i>delivery
order</i> sehingga mengabaikan biaya pengiriman kepada pelanggan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode <i>Just in Time</i><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem kendali persediaan JIT pertama
kali dikembangkan di Jepang oleh Taiichi Okno, <i>Vice President </i>Toyota. Pada awalnya sistem ini disebut sistem
Kanban, sesuai dengan nama kartu yang ditempatkan pada wadah komponen yang
telah dipakai untuk memperlihatkan kebutuhan akan pasokan barang. Gagasan di
balik sistem ini adalah bahwa perusahaan seharusnya menjaga persediaan pada
tingkat minimal dan mengandalkan pemasok untuk mengisi kembali persediaan
“seketika =<i> just in time</i>” persis
sebelum dipakai di jalur perakitan atau produksi. Ini sangat berbeda dengan
filosofi Amerika Serikat yang kadang kala disebut <i>Just in Case</i> yakni menjaga stok pengaman pada tingkat tertentu
untuk menjamin agar produksi tidak mengalami interupsi atau penghentian
produksi secara tiba-tiba. Sekalipun persediaan yang banyak tidak menjadi
masalah besar pada saat tingkat bunga sedang rendah, tetapi akan menjadi sangat
mahal manakala bunga sedang tinggi.<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ditinjau dari pengertiannya, <i>Just in Time </i>(JIT) adalah filosofi yang
dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan. Semua bahan
baku dan komponen lainnya sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan.
Produk yang diproduksi dalam JIT sebaiknya diselesaikan dan tersedia bagi
pelanggan di saat pelanggan menginginkannya. Eliminasi persediaan di satu pihak
dapat menghilangkan kebutuhan akan penyimpanan dan biaya penyimpanan. Namun, di
lain pihak eliminasi persediaan tersebut juga menghilangkan perlindungan yang
disediakan oleh persediaan terhadap kesalahan oleh produksi dan
ketidakseimbangan jumlah output yang diminta oleh pelanggan. Akibatnya,
diperlukan beban kerja bermutu tinggi dan seimbang dalam sistem JIT guna
menghindari penghentian produksi yang berbiaya mahal serta kekecewaan pelanggan
atas jumlah output yang tidak sesuai. Oleh karena membutuhkan kualitas dan
output produksi yang seimbang, JIT seringkali dikaitkan dengan usaha untuk
mengeliminasi pemborosan dalam segala bentuk, dan merupakan bagian yang penting
dalam banyak usaha <i>Total Quality
Management. <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Just
in Time </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dapat juga diartikan sebagai suatu keseluruhan
filosofi operasi manajemen di mana segenap sumber daya dipakai hanya sebatas
yang dibutuhkan atau dengan kata lain menghasilkan sebuah produk hanya jika
dibutuhkan, hanya dalam kuantitas dan kualitas yang diminta oleh pelanggan
yakni disesuaikan waktu, jumlah, dan kualitasnya dengan tepat. Sistem JIT juga
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persediaan dalam
hal ini adalah bahan baku, barang antara (<i>Work
in Process)</i>, dan barang jadi dalam usaha untuk memangkas biaya-biaya
tersebut. Penerapan <i>Just in Time</i>
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan atau profit dengan cara sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">meningkatkan produktivitas;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mengurangi pemborosan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan
adanya tujuan tersebut dibutuhkan beberapa aspek fundamental dalam penerapannya.
Berikut aspek-aspek tersebut:</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">menghilangkan
seluruh aktivitas yang tidak ada / memberikan nilai tambah bagi sebuah produk
atau jasa;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">komitmen
manajemen dengan karyawan terhadap mutu yang tinggi;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">upaya
perbaikan yang berkelanjutan;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">penekanan
pada penyederhanaan;</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan
demikian diharapkan tujuan-tujuan perusahaan terutama dalam meningkatkan laba
dengan cara meminimalkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan output
dapat tercapai. Adapun beberapa karakteristik yang membedakan JIT dengan sistem
lainnya adalah:</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">sistem
tarik;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">output
tetap;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">persediaan
tidak signifikan;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">pemasok
yang sedikit jumlahnya;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">adanya
kontrak dengan pemasok jangka panjang;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">tenaga
kerja mutifungsi;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><i style="background-color: white; line-height: 150%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Total Quality Management</span></i><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">;</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">dominasi
penelusuran langsung (perhitungan biaya produk).</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keunggulan
dan Kelemahan Sistem JIT</span></i></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Keunggulan dari metode ini adalah
dapat mengurangi biaya tenaga kerja, persediaan, risiko kerusakan, dan
peningkatan kualitas produk. Keunggulan tersebut seiring dengan adanya <i>Total Quality Management </i>dalam penerapan
sistem JIT sehingga risiko kerusakan dapat ditekan dan kerugian akibat retur
barang rusak oleh pelanggan dapat dikurangi karena <i>Total Quality Management </i>juga menitikberatkan pada peningkatan
kualitas dari produk. Selain itu, biaya
tenaga kerja dapat ditekan karena jumlah persediaan diusahakan menjadi seminim
mungkin sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan dalam mengawasi tidak perlu dalam
jumlah yang banyak. Biaya penyimpanan juga dapat ditekan hingga seminimal
mungkin akibat dari persediaan yang disimpan juga sedikit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kelemahan dari metode ini adalah sulit
mencari pemasok, biaya pengiriman tinggi, kesulitan menghadapi perubahan
permintaan, tuntutan sumber daya manusia yang multifungsi, dan perlengkapan
teknologi yang membutuhkan biaya besar. Dalam JIT pemasok merupakan faktor
penting dalam persediaan di mana selain berpengaruh terhadap penyediaan
persediaan stok juga berpengaruh dalam harga dari persediaan yang akan dibeli.
Permasalahannya adalah sulitnya mencari pemasok terutama usaha seperti warteg.
Hal inilah yang menjadi kendala warteg dalam mengendalikan harga persediaan.
Harga persediaan secara langsung akan mempengaruhi harga pokok produksi.
Semakin tinggi harga beli persediaan akan turut meningkatkan harga pokok
penjualan. Jika ingin keuntungan meningkat, maka warteg harus menaikkan harga.
Namun, warteg akan lebih memilih harga yang tetap agar dapat bersaing dengan
harga di warteg lain. Pelanggan menjadi prioritas utama dalam bisnis usaha
warteg. Sebab menggunakan JIT, warteg menjadi kesulitan dalam meramalkan
permintaan. Hal ini juga akan menjadi biaya yang terbuang percuma jika warteg
tidak dapat menjual seluruh produksi yang telah ditetapkan. Terkait dengan
bagaimana untuk mengecilkan biaya-biaya seperti biaya penyimpanan, sistem JIT
justru tinggi. Hal ini dikarenakan adanya permintaan barang untuk dikirim dalam
waktu yang terkadang tidak dapat ditentukan dan cenderung tiba-tiba sehingga
dalam prakteknya biaya pengiriman relatif lebih tinggi. Sistem JIT juga
mewajibkan akan adanya teknologi yang tinggi. Sebab, dengan permintaan yang
cenderung cepat dan tiba-tiba serta tidak membutuhkan waktu yang relatif lama
maka teknologi tinggi serta sumber daya manusia yang multifungsi merupakan hal
yang sangat penting untuk dipenuhi. Namun, sayangnya dalam penerapannya kedua
hal tersebut sulit untuk dipenuhi karena keterbatasan dalam penerapan teknologi
dan sulit mencari sumber daya yang berkompeten dan multifungsi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Warteg
(Warung Tegal)<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Warteg adalah usaha berskala menengah
ke bawah yang usahanya bergerak dibidang <i>food
and beverage</i> dan merupakan salah satu jenis usaha gastronomi yang
menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau yakni untuk melayani
masyarakat menengah ke bawah. Usaha warteg biasanya dimiliki dan dikelola oleh
keluarga atau kerabat dekat sehingga usaha ini biasanya menanamkan nilai-nilai
kultur dalam keluarga. Warteg telah menjadi bisnis keluarga yang membudaya di
Indonesia dan dapat ditemui hingga pelosok daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Proses produksi warteg dimulai dari
proses pembelian bahan-bahan masakan dengan jumlah yang telah disesuaikan
dengan permintaan pelanggan. Permintaan pelanggan tersebut disesuaikan
berdasarkan pengalaman penjualan makanan dan minuman rata-rata dalam satu hari.
Jumlah ini ditaksir secara tetap perharinya dalam setiap melakukan proses
produksi. Proses selanjutnya adalah mengolah bahan-bahan tersebut untuk dapat
diproduksi menjadi output berupa makanan dan minuman. Dalam proses produksi
ini, bahan-bahan yang telah dibeli diusahakan semuanya diproduksi menjadi
output dan tidak ada yang menjadi persediaan bahan baku sehingga terjadi
keefisienan dalam pengolahan tempat penyimpanan bahan baku. Proses berikutnya
dari alur usaha warteg adalah melakukan penjualan makanan dan minuman yang
telah diproduksi tadi. Penjualan ini dilakukan secara langsung kepada pelanggan
dan tidak ada proses pengiriman makanan dan minuman kepada pelanggan secara
langsung atau sering dikenal dengan nama <i>delivery
order</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penerapan
JIT pada Warteg <o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sistem JIT yang kerap digunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar ternyata telah ada dalam proses produksi warteg.
Penerapan JIT dalam warteg terlihat pada alur persediaan. Ketika melakukan
pembelian bahan baku untuk produksi, warteg berusaha untuk membelinya dengan
jumlah yang telah ditentukann dan relatif tetap untuk setiap pembelian setiap
harinya sebagai karakteristik utama dari sistem JIT. Selain itu, penerapan
sistem ini dapat dilihat ketika usaha warteg melakukan kontrak pembelian dengan
pemasok yakni biasanya pemilik warteg telah mengenal baik pemasok dan telah
menjalin hubungan kerjasama dalam waktu yang cukup lama dan ini juga merupakan
karakteristik utama dari sistem JIT. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengusaha warteg berusaha seminimal
mungkin untuk menekan biaya <i>incremental </i>terkait
proses penyimpanan persediaan bahan baku. Hal ini disebabkan bahan baku dari
produk yang diproduksi warteg sebagian besar tidak tahan lama karena bahan baku
diperoleh langsung dari hasil produksi kegiatan agraris seperti sayuran,
daging, telur, dan lain-lain. Oleh karena itu, pengelola warteg cenderung
membeli bahan mentah sesuai dengan jumlah output yang ingin dihasilkan sesuai
permintaan rata-rata harian. Terkadang ada warteg yang memang tidak melakukan
penyimpanan persediaan, dengan kata lain bahan mentah yang dibeli harus cepat
habis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem JIT yang diterapkan seperti ini
sangat rentan ketika terjadi fluktuasi harga bahan baku produksi sebab dengan
adanya fluktuasi harga maka biaya terkait bahan baku akan meningkat dan
menyebabkan meningkatnya harga pokok penjualan. Oleh karena bisnis warteg
tergolong dalam pasar persaingan sempurna, masing-masing warteg akan berusaha
untuk tetap menjaga harga produk makanan dan minuman yang diproduksi agar tetap
pada harga pasar sehingga profit yang seharusnya didapatkan menjadi berkurang. Akibat
profit yang cenderung berfluktuatif akibat harga pasaran bahan baku dan
kesulitan untuk meramalkan permintaan secara tepat yang berakibat pada biaya
produksi yang terbuang percuma maka usaha warteg sulit melakukan ekspansi
usaha lantaran profit merupakan sumber investasi internal yang menjadi andalan
pengelola dan pemilik warteg.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sistem JIT yang dipandang sebagai
sistem yang mampu berperan dalam meminimalkan biaya, meningkatkan efisiensi,
dan meningkatkan output, ternyata tidak sepenuhnya berpengaruh pada semua jenis
usaha. Studi kasus di atas menunjukkan bahwa penerapan sistem JIT ternyata
dapat membatasi perkembangan suatu usaha terutama usaha kecil misalnya usaha
warteg pada khususnya. Hal ini diterangkan melalui sistem harga bahan baku di
pasar yang fluktuatif, kesulitan menghadapi perubahan permintaan, sulit mencari
pemasok yang selalu siap dalam melakukan transaksi terkait penyediaan
persediaan bahan baku, sistem persaingan sempurna yang membuat harga bersifat
rigid.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Referensi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Carter,
William K. 2009. <i>Akuntansi Biaya</i>.
Salemba Empat. Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keown,
Arthur J. dkk. 2005. <i>Prinsip dan
Penerapan Manajemen Keuangan</i>. Gramedia. Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Handoko,
T. Hani. 2003. <i>Manajemen</i>.
BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<a href="http://sophiaririn.blogspot.com/2011/06/akuntansi-manajemen-manajemen.html"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://sophiaririn.blogspot.com/2011/06/akuntansi-manajemen-manajemen.html</span></i></a><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<a href="http://qhse-pe.com/index.php/component/content/article/1-latest-news/79-sepintas-tentang-just-in-time-jit.html"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://qhse-pe.com/index.php/component/content/article/1-latest-news/79-sepintas-tentang-just-in-time-jit.html</span></i></a><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<a href="http://ajeandiarta.blogspot.com/2010/03/pembahasan-just-in-time-adalah-suatu.html"><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://ajeandiarta.blogspot.com/2010/03/pembahasan-just-in-time-adalah-suatu.html</span></i></a><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07149582213407294069noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5817191570672712270.post-78880771199510218742012-03-29T03:20:00.002-07:002012-03-29T03:30:42.850-07:00Tolong Jangan Lupakan Internet!<br />
Internet. Siapa yang tidak mengenal kata "internet" di masa sekarang? Sebagian besar masyarakat dunia mengenal istilah tersebut bahkan di negeri demokrasi seperti Indonesia pada tahun 2011 kemarin pengguna internet naik sekitar 13 juta pengguna sehingga menjadi sekitar 55 juta pengguna menurut sumber web Kompas Tekno. Tentunya peningkatan ini ditunjang oleh perluasan akses internet dari Sabang sampai Merauke oleh operator telekomunikasi yang selain alasan komersial juga membantu kita untuk mendapatkan informasi yang cepat. Kita mengenal situs terkenal yang mampu meraup keuntungan yang fantastis seperti facebook, twitter, ebay, paypal, koprol, kaskus, dan lain-lain. Tentunya pendapatan mereka akan terus meningkat di mana masyarakat pengguna internet akan terus naik akibat kebutuhan akan informasi yang cepat dan tepat untuk mereka. Berawal dari kebutuhan akan informasi inilah banyak pihak mulai media pers hingga perorangan membantu menyediakan fasilitas untuk membantu penyebaran informasi yang akhirnya membantu dalam proses kebebasan berpendapat yang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari demokrasi di negeri ini.<br />
Demokrasi dan internet adalah hal yang sekarang menjadi <i>lumrah </i> karena masih sedikit aturan yang membatasi hak berpendapat seseorang di mana hal ini menjadi "legal" untuk berpendapat demi suatu perubahan. Adapun sedikit pembatasan dalam berpendapat ini akan membuat siapapun yang merusak kebebasan berpendapat akan langsung mendapat kritikan, cemoohan, bahkan hinaan seperti kasus Prita Mulyasari dengan RS. Omni Internasional. Internet merupakan sarana ampuh bahkan ditakuti oleh negara-negara di dunia bahkan negara seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Arab Saudi yang berusaha mengurangi akses internet warga negaranya. Internet pernah membuat tumbang pemimpin Hosni Mubarrak tumbang namun mampu memenangkan presiden Barrack Obama untuk menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat.<br />
Keberadaan internet memang tak terbendung lagi dan sangat dibutuhkan masyarakat bahkan mulai tingkat politisi hingga birokrasi pemerintah mulai mentransformasi diri menjadi manusia dunia maya contohnya saja Marissa Haque yang berhasil memopulerkan kembali <i>kamseupay, </i>Tifatul Sembiring dengan komentar <i>tweet</i>nya yang terkadang kontroversial, Indra Bekti yang menjual <i>tweet</i>nya sehingga meraih keuntungan, dan lain-lain.<br />
Menanggapi demo yang sering dilakukan mahasiswa, sebenarnya membuat saya miris. kenapa tidak menggunakan internet yang membuat efisien dalam penyampaian pendapat. Tidak perlu berpanas-panasan di jalan karena kita tidak tahu suara kita akan sampai ke telinga yang dituju atau tidak. Kalaupun sampai ke telinga yang dituju, belum tentu akan ditindaklanjuti sama seperti kejadian Pak Indra Azwan yang berjalan kaki dari Malang ke Jakarta mencari keadilan dan balasannya hanya dikasih uang pengganti. Saya mengapresiasi tindakan mahasiswa ataupun siapapun yang menyampaikan kritikan kepada pemerintah dan tentunya harus ada solusi yang ditawarkan yang menyampaikannya melalui blog atau forum di internet. Menurut saya, terlihat lebih cerdas daripada harus turun ke jalan dan menghabiskan uang negara untuk polisi yang mengantisipasi tindakan anarkis, rusaknya aset negara, korban dari anarkisme pendemo, sewa <i>watercannon </i>dan juga merugikan perekonomian negara, rakyat kecil, dan para buruh penghasilan rendah yang sangat membutuhkan uang dari produksi dan distribusi barang. Kita pun mengetahui bahwa setiap ada demo akan terjadi kemacetan dan terkadang berujung anarkis, dari situlah sebagai mahasiswa yang dipandang sebagai cendekiawan muda, alangkah baiknya jika kita cerdas dalam menyampaikan pendapat. Internet merupakan cara yang ampuh dan bisa "didengar", "dilihat", dan "disebarkan" di negeri ini bahkan di dunia internasional. Secara tidak langsung pendapat kita akan memperoleh tanggapan beragam, justru karena ada tanggapan yang peragam inilah yang membuat tulisan kita dibaca dan pendapat kita menjadi didengar bahkan syukur-syukur diekspos media. Positifnya lagi, semakin banyak yang ramai mengunjungi web atau blog yang kalian buat, kalian juga dapat mendapat keuntungan darinya, mungkin dari pasang iklan atau cara kreatif yang lain. <br />
<br />
Oleh karena itu, tolong jangan lupakan keberadaan internet! Dilihat dari efisiensi dan benefit yang didapat jauh lebih menguntungkan bukan? Namun, itu kembali pada diri masing-masing karena sesungguhnya ini pendapat saya saja menanggapi demo anti kenaikan BBM yang ada. <br />
<br />
@ibnuwc <br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Internet.Indonesia.55.Juta.Orang">http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Internet.Indonesia.55.Juta.Orang</a><br />
<a href="http://www.iskaruji.com/2011/02/facebook-memang-super-ampuh.html">http://www.iskaruji.com/2011/02/facebook-memang-super-ampuh.html</a>
<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Omni_Internasional">http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Omni_Internasional</a>
<br />
<a href="http://milimeterst.wordpress.com/2012/03/19/indra-azwan-jalan-kaki-malang-jakarta-mencari-keadilan/">http://milimeterst.wordpress.com/2012/03/19/indra-azwan-jalan-kaki-malang-jakarta-mencari-keadilan/</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07149582213407294069noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5817191570672712270.post-12615357221149328482012-02-15T17:08:00.000-08:002012-02-15T17:09:42.985-08:00Made in China, Antara "Gengsi" dan "Kebutuhan"<i>"Made in China</i>, dulu sih kenalnya tulisan itu hanya di produk mainan saja. Sekarang, hampir sebagian barang di toko ada cap <i>Made in China."</i><br />
<i><br /></i><br />
Produk cina merupakan barang yang kini merajalela di tengah perekonomian negara-negara dunia baik yang sedang menikmati krisis ekonomi akibat kesalahan masa lalu, ataupun yang sedang waspada mengawasi pertumbuhan jangka pendeknya. Produk yang kini menjadi paradoks kehidupan. Dibeli karena "kebutuhan" ataupun dijauhi karena "gengsi".<br />
<br />
Indonesia merupakan negara yang unik pasarnya, di mana masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda Jakarta misalnya yang masyarakatnya tergolong <i>Branded Oriented, </i>Begitupula dengan Surabaya yang terkenal di kalangan pengusaha mall bahwa masyrakatnya tergolong kategori <i>Price Sensitive. </i> Tapi menurut saya lambat laun pola pikir masyrakat akan cenderung menuju <i>Branded Oriented </i>karena arus informasi yang mengalir tanpa batas terutama di daerah perkotaan besar.<br />
<i><br /></i><br />
<i>Branded Oriented </i>inilah yang akhirnya menciptakan <i>China's Paradox </i>di mana sekarang barang <i>Made in China </i>yang dapat dikatakan memiliki kualitas sama dengan merk <i>Branded </i>bahkan lebih bagus sepertinya masih dianggap barang inferior oleh masyarakat di dunia. Mungkin penyebabnya karena faktor <i>track record </i>barang dari Cina tersebut yang dulu terkenal kualitasnya buruk, harga murah sehingga menjadikan barang tersebut "terlihat murah", atau adanya sifat gengsi di kalangan masyarakat. Mungkin yang terakhir bisa jadi memang ada di sebagian besar orang.<br />
<br />
Ok, setidaknya stigma ini menciptakan suatu kasta dalam barang-barang yang dijual di Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa sebagian besar merk branded yang kita gunakan merupakan rakitan dari China yang tampaknya membutakan kita dengan logo merk Internasional. Coba Anda periksa laptop yang sekarang digunakan saya yakin ada beberapa komponen hingga sebagian besar komponen bertuliskan <i>Made in China. </i>Sehingga kurang pantas kiranya jika kita menghujat produk Cina untuk saat ini. Kemajuan ekonomi dan teknologi Cina sekarang telah diakui dunia bahkan oleh kita sendiri<i>. </i>Keberadaan barang Cina yang murah dengan kualitas sama dengan <i>International Branded </i>setidaknya membantu masyarakat kita untuk berhemat dan seharusnya kita patut bersyukur dengan adanya produk ini karena secara tidak langsung masyarakat dapat mendapat keuntungan mencicipi teknologi dengan harga yang tak terlampau mahal.<br />
Jadi apakah Anda termasuk "berbelanja berdasarkan gengsi" atau "berbelanja karena kebutuhan"?<br />
<br />
@ibnuwcAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07149582213407294069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5817191570672712270.post-53266223856657190662012-02-10T03:35:00.000-08:002012-02-10T08:26:42.520-08:00Konsumtif Boleh, Tapi ...Siapa sih yang tidak memiliki sifat konsumtif? Sebagian besar manusia tercipta dengan kondisi konsumtif. Bahkan dengan sifat konsumtif ini, banyak orang berinovasi untuk membuat agar sumber daya yang ada mampu menampung keinginan kita. Yeah, memang manusia disebut sebagai homo economicus yang identik dengan pengorbanan yang dikeluarkan sedikit namun keuntungan yang didapat harus lebih besar.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Di era modern seperti ini, perilaku konsumtif udah biasa dan wajar, kalau tidak melakukan konsumsi susah untuk bertahan bahkan seorang pengemis di jalan pun melakukan hal ini. Konsumtif di sini identik dengan pengeluaran uang di dompet. Sebagai mahasiswa dengan otak pas-pasan yang tinggal di rumah kos seperti saya, sangat paham betul bagaimana susahnya ketika kiriman habis, ingin bekerja takut kuliah terganggu. Sat-satunya jalan yang halal ya mengatur pengeluaran. Jujur saya sebagai penulis orangnya boros kalau masalah beli sesuatu yang dilihat dan sangat memikat mata. Hehe . Susah memang untuk menghilangkan karena memang udah kodrat dari lahir. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Namun sebelum menjawab, jangan anggap konsumtif itu penyakit namun manfaatkan sifat boros kita tadi. Berikut tips dari saya :<br />
<br />
<i><b>Menabung Itu Penting!</b></i><br />
<i><b><br />
</b></i><br />
Hal yang terlintas bagi orang yang terdeteksi bermasalah dengan sifat boros adalah memandang uang yang diterima harus segera dibelanjakan hingga akhirnya tidak terkontrol. Ok, sekarang ganti pola pikir dengan prioritas menyisihkan uang dulu. Tidak perlu jauh-jauh harus ke bank, cukup letakkan <i>celengan </i>di tempat di mana anda sering berada di tempat itu jika di rumah sehingga secara tidak langsung akan memberikan efek psikis kepada anda untuk menjalankan terapi ini. Untuk tahap selanjutnya, kalian bisa menabung di bank dan pisahkan mana tabungan untuk konsumsi dengan tabungan untuk benar-benar simpanan untuk ke depan.<br />
<br />
<i><b>Buat Daftar Kebutuhan dan Keinginan!</b></i><br />
<br />
Daftar Kebutuhan dan Keinginan ini sangat membantu sekali untuk memanfaatkan sifat <i>boros </i>kita. Daftar kebutuhan ini berisi semua yang harus kita beli, jika tidak ada barang ini maka akan mengurangi produktivitas kita dalam menjalani aktivitas. Contoh barang yang termasuk kebutuhan adalah alat-alat mandi, buku kuliah, dll. Daftar keinginan adalah daftar barang setelah kita berhasil memenuhi semua barang kebutuhan kita. Barang yang termasuk barang keinginan seperti sepatu baru padahal kita sudah punya yang masih bisa digunakan. Ingat! prioritaskan kebutuhan bukan keinginan dan masukkan sesuai dengan harga barang-barang yang Anda tulis di daftar dengan harga sesungguhnya. Perlu diingat, ketika merancang daftar ini, hilangkan rasa gengsi karena akan merusak strategi Anda. Tulis semuanya di kertas yang mudah terlihat oleh Anda dan setiap akan membeli barang. Jangan malu untuk membuka <i>list</i> yang<i> </i> Anda buat tadi ketika berada di supermarket. Dari daftar tersebut, Anda bisa mengukur seberapa besar pengeluaran yang Anda keluarkan dari kegiatan menyusun daftar ini, kita mulai belajar mengatur sifat boros yang kita miliki.<br />
<br />
<i><b>Ayo Berinvestasi!</b></i><br />
<br />
Investasi itu mahal sepertinya udah tidak berlaku lagi di negeri ini. Banyak bank atau koperasi di negeri ini yang memberi kemudahan untuk berinvestasi dengan dana minim, contohnya dengan menabung di koperasi, anda akan mendapat hasil tambahan dari Sisa Hasil Usaha yang diberikan. Lumayan, menambah pendapatan. Contoh produk investasi lainnya seperti deposito, reksadana, saham, dll.<br />
<br />
<i><b>Berbagi itu perlu lho...</b></i><br />
<br />
Boros berawal dari terlalu banyak keinginan kita dan kita terlalu egois untuk melihat keadaan orang lain di sekitar kita. Berbagi tidak hanya bersedekah, namun juga bisa mentraktir teman. Dengan berbagi, secara langsung akan mengurangi sifat serakah kita terhadap suatu hal. Selain menghilangkan sifat tamak, berbagi dapat mempererat tali persaudaraan. Udah tahu kan bagaimana enaknya jika memiliki teman berkualitas yang banyak. hehe<br />
<br />
Sebenarnya masih banyak tips-tips lainnya dari saya. Namun, saya prioritaskan yang ini dulu karena memang telah saya coba sendiri dan berhasil. Perlu diingat, Semuanya akan berakhir sia-sia jika hanya berakhir dengan pemikiran. Apabila ingin berhasil, kita harus dan wajib melakukan aksi nyata. Semoga coretan pertama saya ini bermanfaat.<br />
<br />
@ibnuwc</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07149582213407294069noreply@blogger.com2